Berulang setiap tahun, kita berpuasa di bulan Ramadhan. Sayangnya karena kita tak memasukkan jiwa ke dalam rengkuhan Ramadhan, ritual tahunan ini tak berpengaruh sama sekali terhadap sikap kita. Puasa hanya sebatas mengosongkan perut dari makan dan minum, tapi tak berdaya mengosongkan hati dari berbagai penyakit hati, yang justru bisa menghancurkan kebahagiaan. Kita sudah berpuasa, tapi kata kotor masih sering bertebar dari lisan. Marah, benci, dan dendam masih tetap bercokol di hati. Sombong, dengki, dan riya masih bersinggasana, menguasai hati kita. Ramadhan hadir selayaknya sangat bermanfaat membersihkan racun-racun hati, sehingga ibadah puasa bisa mewariskan kelezatan di hati. Buku Puasa Jalan Cinta Menuju Allah ini menggambarkan Ramadhan seperti kendaraan yang mengantar kita pulang kembali menuju kampung halaman jiwa. Pulang menuju surga yang berlimpah bahagia. Apabila puasa berhasil dilakukan, takwa benar-benar menghuni hati, seketika itu surga hati sudah teraih, tanpa menunggu di akhirat nanti. Puasa yang berhasil tak hanya mengantar kita bahagia, bahkan bisa mengakhiratkan yang dunia. Pikiran dan fisik bersama kesibukan duniawi, tapi hati selalu merasa berada di surga, dan bahkan bersama Allah Swt. Buku ini mendobrak kesadaran kita bersama, bahwa tujuan kita sejati adalah masa lalu kita. Masa di mana kita pernah meraih kebahagiaan sempurna saat berada di alam arwah. Itulah kondisi hati yang jadi target capaian Ramadhan. Mari kita capai bersama-sama surga yang lama hilang dari genggaman hati kita dengan Ramadhan!
Religión y espiritualidad