SUNNAH-SYIAH Bergandengan Tangan? Mungkinkah!

· Lentera Hati
5.0
2 izibuyekezo
I-Ebook
303
Amakhasi

Mayelana nale ebook

Sama halnya dengan Persatuan, perbedaan adalah suatu keniscayaan! Islam sangat menoleransi aneka perbedaan yang ada di kalangan pemeluknya. Penghargaan Islam terhadap perbedaan lahir dari keyakinan bahwa perbedaan bukanlah penghalang bagi terciptanya persatuan. Perbedaan tidak identik dengan perselisihan. Perbedaan baru menjadi persoalan serius jika disertai dengan fanatisme buta. Fanatisme semacam inilah yang kerap memicu terjadinya perpecahan. 

Sunnah dan Syiah adalah dua aliran besar Islam yang lahir dari Islam yang satu. Sebagai dua saudara, masing-masing memiliki persamaan, juga perbedaan, dari mulai persoalan teologis sampai persoalan yang bersifat furu’iyah (rincian ajaran). Perbedaan keduanya lebih sering kita dengar ketimbang persamaannya. Betulkah demikian, bahwa perbedaan antara Sunnah dan Syiah itu lebih besar daripada persamaannya sehingga mustahil untuk mendamaikannya?

Buku ini mengkaji secara kritis konsep ajaran dan pemikiran antara Sunnah dan Syiah. Di dalamnya dikupas persoalan-persoalan krusial seperti:

• Rukun Iman dan Islam kedua aliran, Sunnah dan Syiah.

• Imamah 

• Sikap terhadap para sahabat Nabi saw.

Raj‘ah, Badâ’, dan Taqîyah

• Perbedaan dalam Furu’ (rincian ajaran)


Buku ini tidak dimaksudkan untuk mengajak mereka yang bermazhab Sunnah menyeberang ke mazhab Syiah, atau dari Syiah ke Sunnah, atau melebur keduanya menjadi satu. Tetapi ia berisi pemaparan untuk menguak kemungkinan-kemungkinan yang bisa ditempuh keduanya, Sunnah dan Syiah, untuk bekerja sama dalam koridor persatuan, ISLAM. Mungkinkah? Jawabannya bisa Anda dapatkan setelah membaca buku ini!



Izilinganiso nezibuyekezo

5.0
2 izibuyekezo

Mayelana nomlobi

Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, dilahirkan di Sidenreng Rappang (Sidrap) pada 16 Februari 1944. Quraish adalah putra keempat dari 12 bersaudara dari pasangan Prof. Abdurrahman Shihab dan Asma Aburisy, 11 saudaranya adalah Nur, Ali, Umar, Wardah, Alwi, Nina, Sida, Abdul Mutalib, Salwa, Ulfa dan Latifah.

 Quraish mencintai Ilmu-ilmu Al-Qur’an sejak kecil akibat pengaruh dan didikan ayahnya, seorang ahli tafsir dan akademisi bahkan Prof. Abdurrahman merupakan rektor di dua perguruan tinggi Islam di Makassar, IAIN Alauddin dan Universitas Muslim Indonesia.

 Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya di Ujung Pandang, ia melanjutkan pendidikan tingkat menengah di Malang, yang ia lakukan sambil menyantri di Pondok Pesantren Darul-Hadits al-Faqihiyyah selama 2 tahun di bawah bimbingan Habib Abdul Qadir BilFaqih

 Pada tahun 1958 ia berangkat ke Kairo, Mesir, dan diterima di Kelas II Tsanawiyah al-Azhar. Tahun 1967, ia meraih gelar Lc (S-1) pada Fakultas Ushuluddin – Jurusan Tafsir dan Hadits – Universitas al-Azhar. Ia kemudian melanjutkan ke tingkat magister di fakultas yang sama dan meraih Gellar MA pada tahun 1969 untuk spesialisasi bidang Tafsir al-Qur’an dengan tesis berjudul Al-I’jaz at-Tasyri’i li al-Qur’an al-Karim. Dan melanjutkan jenjang doktoralnya pada tahun 1980, 2 tahun berselang Quraish lulus dengan disertasinya Nazhm ad-Durar li al-Biqa’iy, Tahqiq wa Dirasah.

Nikeza le ebook isilinganiso

Sitshele ukuthi ucabangani.

Ulwazi lokufunda

Amasmathifoni namathebulethi
Faka uhlelo lokusebenza lwe-Google Play Amabhuku lwe-Android ne-iPad/iPhone. Livunyelaniswa ngokuzenzakalela ne-akhawunti yakho liphinde likuvumele ukuthi ufunde uxhunywe ku-inthanethi noma ungaxhunyiwe noma ngabe ukuphi.
Amakhompyutha aphathekayo namakhompyutha
Ungalalela ama-audiobook athengwe ku-Google Play usebenzisa isiphequluli sewebhu sekhompuyutha yakho.
Ama-eReaders namanye amadivayisi
Ukuze ufunde kumadivayisi e-e-ink afana ne-Kobo eReaders, uzodinga ukudawuniloda ifayela futhi ulidlulisele kudivayisi yakho. Landela imiyalelo Yesikhungo Sosizo eningiliziwe ukuze udlulise amafayela kuma-eReader asekelwayo.