Sedang Tuhan pun Cemburu

· Bentang Pustaka
4.3
리뷰 101개
eBook
456
페이지

eBook 정보

Salah satu bakat paling besar dalam diri manusia memang menjadi binatang: makhluk tingkat ketiga sesudah benda dan tetumbuhan. Binatang plus akal adalah kita. Binatang plus akal plus tataran-tataran lain dari spiritualisme adalah kesempurnaan yang seyogyanya diperjuangkan oleh manusia.

Akan tetapi, binatang nampaknya lebih beruntung dibanding manusia. Dunia dan nilai mereka sudah niscaya dari awal sampai akhir. Sedang dunia manusia, suka menjebak diri dengan kebebasan yang dimilikinya atau yang ia peroleh dari Tuhannya. Manusia merasa bebas untuk memilih, termasuk memilih bunuh diri atau melenyapkan standar-standarnya terhadap nilai kemanusiaan.

Esai-esai yang ditulis oleh Emha Ainun Nadjib dalam buku ini, merefleksikan betapa panjang pertanyaannya atas hidup. Emha tak hanya melihat pola interaksi antara manusia dengan Tuhan yang semakin mengabur, tetapi juga semakin tersingkirnya manusia dari strata-strata sosial yang mereka bentuk sendiri.

[Mizan, Bentang, Emha, Cak Nun, Kritis, Indonesia]

평가 및 리뷰

4.3
리뷰 101개

저자 정보

EMHA AINUN NADJIB, lahir pada 27 Mei 1953 di Jombang, Jawa Timur. Pernah meguru di Pondok Pesantren Gontor, dan singgah di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Emha Ainun Nadjib merupakan cendekiawan sekaligus budayawan yang piawai dalam menggagas dan menoreh kata-kata.


Tulisan-tulisannya, baik esai, kolom, cerpen, dan puisi-puisinya banyak menghiasi pelbagai media cetak terkemuka. Pada 1980-an aktif mengikuti kegiatan kesenian internasional, seperti Lokakarya Teater di Filipina (1980); International Writing Program di Universitas Iowa, Iowa City, AS (1984); Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda (1984); serta Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman Barat (1985). Cukup banyak dari karya-karyanya, baik sajak maupun esai, yang telah dibukukan. Di antara sajak yang telah terbit, antara lain M Frustasi (1976), Sajak Sepanjang Jalan (1978), Syair Lautan Jilbab (1989), Seribu Masjid Satu Jumlahnya (1990), dan Cahaya Maha Cahaya (1991). Adapun kumpulan esainya yang telah terbit, antara lain Indonesia: Markesot Bertutur, Markesot Bertutur Lagi, Arus Bawah (2014), Anggukan Ritmis Kaki Pak Kiai (2015), Gelandangan di Kampung Sendiri (2015), Sedang Tuhan pun Cemburu (2015), 99 untuk Tuhanku (2015), Istriku Seribu (2015), Kagum kepada Orang Indonesia (2015), Titik Nadir Demokrasi (2016), dan Tidak. Jibril Tidak Pensiun! (2016).

이 eBook 평가

의견을 알려주세요.

읽기 정보

스마트폰 및 태블릿
AndroidiPad/iPhoneGoogle Play 북 앱을 설치하세요. 계정과 자동으로 동기화되어 어디서나 온라인 또는 오프라인으로 책을 읽을 수 있습니다.
노트북 및 컴퓨터
컴퓨터의 웹브라우저를 사용하여 Google Play에서 구매한 오디오북을 들을 수 있습니다.
eReader 및 기타 기기
Kobo eReader 등의 eBook 리더기에서 읽으려면 파일을 다운로드하여 기기로 전송해야 합니다. 지원되는 eBook 리더기로 파일을 전송하려면 고객센터에서 자세한 안내를 따르세요.