(Setelah Gelap Datang)
“Mereka butuh tumbal,” ucap Pak John sambil mengisap rokok kreteknya, “dan kita harus menyediakannya. Bukan, bukan kita, tapi elu.”
“Maksud Bapak, tumbal ... seperti kepala sapi atau kerbau, begitu? tanyaku, sambil menunggu Pak John mengangguk, tersenyum lebar, lalu menepuk pundakku. Tapi ia tiak melakukan itu. Ia malah memejamkan mata dan menggeleng.
“Orang, Rip!”
(Nenek Sari)
Buku ini berisi tiga belas cerita pendek yang beragam, mulai dari cerita seorang pengangguran yang terpaksa mencari tumbal manusia, sekumpulan mahasiswa yang erbagi cerita hantu, tube-tube cat yang selalu berpindah sendiri, hingga seorang pelamar kerja dalam sebuah wawancara yang tak pernah ia lupakan seumur hidupnya. Suasana suram, menegangkan, bahkan sesekali jenaka menghiasi cerita-cerita dalam buku ini.
Muhamad Rivai lahir di Jakarta pada tahun 1988, namun pindah ke kota Karawang saat kelas tiga SD. Pada tahun 2006 ia pindah ke Bandung untuk mengikuti kuliah di FSRD ITB. Setelah lulus, ia pulang kembali ke Jakarta untuk menekuni dunia tulis-menulis sambil mencari nafkah sebagai pekerja.
Tulisan-tulisannya berupa cerpen dan puisi selama ini dimuat di blog pribadi, di situs Kemudian dengan nama someonefromthesky, dan pernah juga mempublikasikan kumpulan cerpen digital berjudul Distorsi Mimpi (2009).
E-mail: rivai@outlook.com
Twitter: @rivaimuhamad
http://penadistorsi.wordpress.