Masih cocokkah al-Qur’an untuk peradaban milenial dan masa depan? Tentu saja. Karena, sesungguhnya al-Qur’an adalah petunjuk kehidupan. Sampai kapan pun. Isinya tetap sama, pemahamannya disesuaikan dengan zamannya. Begitulah semestinya.
Maka, buku “Tafsir Ulul Albab” ini adalah salah satu wujud dari ijtihad itu. Sebuah upaya untuk memahami kitab suci yang mulia dalam sudut pandang kekinian. Berbasis pada pendekatan ilmiah yang merujuk kepada perkembangan sains dan teknologi, serta data-data empirik paling mutakhir di zamannya.
Agus Mustofa adalah penulis yang sangat produktif. Setiap tiga bulan sekali selalu menerbitkan satu buku atau lebih. Dan itu sudah berjalan secara konsisten 16 tahun terakhir.
Alumni Teknik Nuklir UGM, Yogyakarta dan mantan wartawan itu telah menghasilkan lebih dari 60 judul buku. Sebagiannya diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris, Arab dan Melayu. Buku-bukunya dikenal secara populer sebagai Serial Diskusi Tasawuf Modern.
Anak mursyid tarekat di zaman Bung Karno, Syekh Djafri Karim, itu selama setahun tinggal di Kairo Mesir, untuk mengasah dan memperdalam pemikiran-pemikiran keagamaannya yang dikenal kritis & kontroversial.
Ketika di Mesir itu, ia melakukan perjalanan bersejarah menyusuri Sungai Nil sepanjang lebih dari 5000 km, yang ditulis setiap hari di koran-koran Grup Jawa Pos dan lantas disempurnakan menjadi buku Best Seller berjudul : “EKSPEDISI SUNGAI NIL, Sebuah Perjalanan Spiritual”.
Mantan wartawan berputera empat ini bertekad menulis terus sampai maut datang menjemput.