Meningkatkan Imunitas dengan Ramuan Pegagan

Vera Iriani Abdullah · Mariana Isir · Rizqi Alvian Fabanyo

May 2022 · Penerbit NEM

About this ebook

Pelayanan Kesehatan tradisional merupakan penerapan yang memanfaatkan ilmu biomedis dan biokultural yang terbukti secara ilmiah. Indonesia memiliki sumber alam hayati yang terdiri dari 2.848 spesies tumbuhan obat dengan 32.014 ramuan obat, sekitar 49,0% rumah tangga telah memanfaatkan ramuan karena dianggap lebih alamiah. Provinsi Papua Barat pada tahun 2013, sekitar 5,9% rumah tangga telah menggunakan layanan kesehatan tradisional yang bersumber dari tumbuhan. Daun pegagan atau Centella asiaticais telah digunakan sebagai bahan utama dalam produk nutraceutical karena kaya akan flavonoid quercetin yang memiliki efek terapeutik dan aman dalam penggunaannya baik secara topikal maupun secara oral. Walaupun memiliki manfaat yang banyak namun masih sangat jarang ditemukan olahannya dan bahkan diabaikan karena dianggap tanaman liar. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat dan teknik pengolahan. Daun pegagan dapat diolah dalam berbagai olahan di antaranya campuran jamu, sayuran dan keripik, lalapan bahkan dalam bentuk mi basah.

About the author

Vera Iriani Abdullah, M.MKes., M.Keb., AIFO., lahir di Jayapura, 22 Agustus 1977. Saat ini penulis tinggal di Desa Mariyai, Kabupaten Sorong, Papua Barat. Pendidikan tinggi ditempuh mulai dari Diploma III Kebidanan di Poltekkes Kemenkes Jayapura (lulus 2006), Diploma IV Kebidanan di Poltekkes Kemenkes Bandung dengan spesialisasi Bidan Pendidik (lulus 2007) dan meraih gelar SST., Magister Kebidanan di Universitas Padjadjaran Bandung (lulus 2018) dan meraih gelar M.Keb.

Aktivitas penulis saat ini selain mengajar pada jenjang Diploma III Kebidanan dan Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Sorong adalah sebagai Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat di institut tersebut. Jalin kerja sama dengan penulis via surel verabdullah1977 [e-mail].

Mariana Isir, SST., M.Kes., lahir di Sorong 17 Maret 1969. Saat ini penulis tinggal di Kelurahan Klademak, Kota Sorong, Papua Barat. Pendidikan tinggi ditempuh mulai dari Diploma III Kebidanan di Poltekkes Kemenkes Jayapura (lulus 2005), Diploma IV Kebidanan di Poltekkes Kemenkes Bandung dengan spesialisasi Bidan Pendidik (lulus 2007) dan meraih gelar SST., Magister Kesehatan di Universitas Undip Semarang (lulus 2010) dengan konsentrasi Kesehatan Ibu dan Anak serta meraih gelar M.Kes.

Aktivitas penulis saat ini selain mengajar pada jenjang Diploma III Kebidanan dan Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Sorong adalah sebagai Sekretaris jurusan Kebidanan di institut tersebut. Jalin kerja sama dengan penulis via surel [e-mail].

Rizqi Alvian Fabanyo, S.Kep., Ns., M.Kes., lahir di Sorong pada tanggal 28 November 1994. Riwayat pendidikan yakni menyelesaikan Studi S1 Jurusan Keperawatan Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Muslim Indonesia Makassar pada tahun 2016. Kemudian melanjutkan Studi S2 Jurusan Magister Kesehatan Masyarakat Peminatan Promosi Kesehatan di Universitas Muslim Indonesia Makassar lulus pada tahun 2018. Dan menyelesaikan pendidikan terakhir Profesi Ners Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Muslim Indonesia Makassar pada tahun 2021.

Saat ini sedang aktif bekerja sebagai dosen pada jenjang Diploma IV Keperawatan di Poltekkes Kemenkes Sorong. Selain melakukan kegiatan pengajaran juga merupakan Sekertaris pada Bagian P3M (Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) di Poltekkes Kemenkes Sorong. Jalin kerja sama dengan penulis via surel [e-mail].