Tampak, bagaimana lewat masa transisi yang kompleksitasnya disertai pergolakan-pergolakan politik dan sosial yang dahsyat, dimulai dengan manuver-manuver gemilang dari Deng Ziaoping selepas sirnanya kepemimpinan Maozedong dan dilanjutkan serta dikonsolidasikan oleh Xi Jinping—yang masih berlangsung hingga kini—RRC berhasil mengkombinasikan manuver-manuver banting-setir dengan upaya-upaya pembangunan kelembagaan yang mendasar. Yang juga sangat imajinatif, karena terkait dengan sistem sosialisme yang tidak diubah.
Studi dari ZHAO Yangsheng ini menggambarkan, bagaimana “Sistem Keuangan Tiongkok” secara sistematis dan berkelanjutan praktis mengalami proses-proses perombakan struktural sebagai –boleh dikatakan— “inti” dari reformasi kebijakan dan kelembagaan di RRC, demi kemampuan yang semakin meningkat pesat dari upaya pembangunan RRC yang bertaraf global pada era abad ke-20 dan seterusnya.
Sebagai sebuah “studi banding” bagi upaya-upaya era Reformasi/ Demokratisasi/Desentralisasi yang sedang berlangsung di Indonesia, sejak keterbukaan demokrasi pada Pemilu 2004 hingga kini, studi ZHOU Yungsheng ini perlu disimak dengan baik. Terutama di dalam hal, bagaimana strategi pembangunan nasional perlu didukung upaya-upaya pembangunan kelembagaan yang berlandaskan “political will” yang kuat, dalam jangka yang lama. Utamanya di sektor keuangan dalam arti luas.
Selamat menyimak buku yang “timely” ini.