Alhamdulillah kami haturkan, kepada pemilik dan penguasa alam semesta yang Maha Kasih dan Maha Sayang. Saya memujiNya dengan segala kesadaran bahwa sesungguhnya Allah telah memudahkan saya untuk memahami sedikit ilmuNya tentang ikan nila dan teknologi bioflok. Dan sharing melalui ebook ini merupakan upaya untuk mengungkapkan keagunganNya. Sholawat dan salam semoga senantiasa melimpah untuk panutan mulia Rasulullah Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Inilah Edisi Kedua dari pembahasan tentang Teknologi Bioflok dalam Budidaya Ikan Nila
Saya habiskan waktu dua minggu deep think pada saat akan melakukan riset tentang bioflok pada ikan nila ini bersama team. Bagaimana tidak, jauh sebelum penelitiannya dilakukan; telah berkembang juga teknologi bioflok pada ikan lele. Saya mengamatinya sejak 2014 sampai 2016 dengan segala permasalahan air bau, lele banyak mati dan keluhan lain dari para pembudidaya. Tentu saja ada pertanyaan besar dan kemudian saya tuangkan menjadi 9 pertanyaan yang menjadi dasar penelitian. Begitu ikut serta belajar di lapangan selama dua minggu tersebut, memang banyak hal yang perlu dibenahi. Dan hal inilah yang coba saya ungkap di eBook ini. Tentu agar kita mulai belajar dengan kerangka berpikir yang benar, metode yang benar, prosedur yang benar dan pengaplikasian yang benar pula.
Kawan-kawan sekalian, pasar (dapat dibaca sebagai demand) bergerak dan berubah begitu cepat, kompetitif, ketat dan telah menghadirkan tantangan baru bagi para pembudidaya. Secara khusus, kita dapat menyimaknya pada saat pandemi yang beberapa bulan dirasakan. Dengan demikian, efisiensi tinggi, produktivitas yang meningkat, dan ramah lingkungan dalam produksi ikan sering kali menjadi tiga parameter penting dan semestinya bersinergi dengan teknologi budidaya. Para pembudidaya menerjemahkannya secara lebih sederhana bahwa ikannya cepat besar, pakan efisien, hemat air, dan keuntungannya naik. Salah satu teknologi budidaya ikan yang kini berkembang pesat adalah berbasis bioflok; kita kemudian mengenalnya dengan teknologi bioflok. Sebuah teknologi pemeliharaan ikan yang bahkan dapat diterapkan di pekarangan rumah kita.
Ketika pembudidaya mengembangkan ikan tertentu untuk kegiatan bisnisnya meski dengan teknologi paling sederhana sekalipun, maka sebenarnya pembudidaya tersebut sedang menerapkan suatu ilmu biologi tentang ikan, ilmu pakan atau nutrisi dan ilmu tentang penyakit atau patologi. Inilah beberapa ilmu yang secara sadar atau tidak sedang diterapkan. Namun ketika pembudidaya akan menerapkan teknologi bioflok, maka ilmu yang akan diterapkan tentu saja mengalami penambahan. Sebut saja ilmu mikrobiologi, karena sebenarnya sedang memelihara jasad mikro bernama bakteri dan mikroorganisme lainnya. Sebut saja ilmu fisika karena harus mempertimbangkan tekanan aerasi, posisi titik aeras dan dispersi (penyebaran) partikel flok di dalam media pemeliharaan ikannya. Ilmu kimia air, fisiologi hewan air, biokimia, fisiologi nutrisi, ekologi, hingga ke fisiologi reproduksi.
Di satu sisi; teknologi bioflok adalah sederhana bagi sebagian pembudidaya yang sudah menyelami beberapa keilmuan tersebut. Namun bagaimana jika yang akan menerapkannya adalah pembudidaya yang baru mulai tertarik dengan teknologi ini? Seperti yang pernah saya tanyakan bagaimana pengalaman di pedalaman Papua, Papua Barat dan NTT? Bagaimana pula jika yang akan menggunakannya adalah kawan-kawan yang sama-sekali tidak mengenal ikan nila, apatah lagi untuk membudidayakannya dengan teknologi bioflok? Hal inilah yang menimbulkan kegalauan tersendiri untuk bagaimana setidaknya menjembatani para pembudidaya secara umum antara keilmuan dasar di satu sisi, dan keilmuan terapan di sisi yang lain. Memang tidak mudah untuk berada diantara kedua posisi ini. Oleh karenanya, maka saya berharap bahwa Anda dapat menyesuaikan dengan apa yang dimuat di dalam ebook ini. Saya tentu telah berusaha keras agar bahasa yang digunakan berada pada rentang tengah agar kawan-kawan dapat menjangkau makna yang tertera di setiap penggunaan kata dan kalimat di ebook ini.
Ebook ini juga merupakan bentuk apresiasi dan respons positif saya atas kemauan dari kawan-kawan pembudidaya di Indonesia untuk terus belajar mengembangkan diri terhadap teknologi budidaya yang satu ini. Bahkan teknologi bioflok pun sangat mendapat perhatian dari masyarakat pembudidaya secara Internasional. Saya memperkenalkan teknologi ini sebagai BIOFLOK 651.
Bagaimanapun, saya harus menyatakan bagaimana Tuhan hadir dalam setiap kesempatan, sejak pertama kali bingung dalam belajar, lalu menyusun kerangka berpikir (menggunakan pemetaan pikiran, mindmap) hingga melakukan penelitian dan pengembangannya. Juga bagaimana membaca perubahan kualitas air hingga “berdiskusi” dengan ikan dalam bentuk respons mereka yang sarat akan muatan data. Jadi, bioflok 651 adalah sebuah pendekatan bagaimana kita belajar teknologi bioflok atas dasar keyakinan (6), lalu mempraktekkannya (5) sehingga menjadi profesional (1).
Saya hanyalah al Faqir meskipun selama sekitar 25 tahun, menjadi Perekayasa di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi. Sebagai perekayasa, tentu aktivitas sehari-hari saya banyak tentang perekayasaan (engineering). Saya bergabung dengan BBPBAT (dulu namanya BBAT) tahun 1998 alhamdulillah diterima sebagai PNS dan bekerja juga di balai ini.
Dalam masa sebagai ASN maupun setelah pensiun dini dari ASN, saya merasa belum banyak yang dipersembahkan untuk bangsa ini. Namun beberapa kegiatan yang berkaitan dengan ikan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1. 1990, makalah pertama tentang budidaya ikan sistem longyam pada saat SMA.
2. Tahun 1993 – 1995, penelitian skripsi 1, Tetraploidisasi pada ikan nila merah. Perjuangan yang luar biasa untuk skripsi pertama ini.
3. Tahun 1995 – 1996, penelitian skripsi 2, Karyotipe ikan nila merah
4. Tahun 1996 – 1997, sedikit andil dalam penelitian pembetiaan ikan nila merah
5. Tahun 1998 – 2001, perekayasaan tentang hibridisasi pada ikan nila dan menghasilkan beberapa kombinasi hibrid yang bagus untuk dibudidayakan.
6. Tahun 2002 – 2005, perekayasaan utama saya adalah dalam program untuk menghasilkan ikan nila jantan secara massal melalui beberapa kegiatan, yakni sex reversal (penjantanan), sex reversal (pembetinaan) dan progey test yang berkaitan dengan pembetinaan untuk menghasilkan ikan nila jantan YY atau supermale. Ikan ini rilis untuk digunakan secara luas ke masyarakat tahun 2007 sebagai nila GESIT.
7. Tahun 2006 – 2007 sibuk belajar tentang Aquatic Science.
8. Tahun 2008 – 2009 penelitian transgenik melalui mikroinjeksi.
9. Tahun 2009 – 2014 fokus pada perekayasaan tentang seleksi berbasi marka pada ikan mas yang kemudian rilis tahun 2014 sebagai ikan mas Mantap (Majalaya yang tahan penyakit).
10. Tahun 2015 – 2016 fokus pada perekayasaan tentang seleksi berbasis marka pada ikan mas strain lainnya, juga pembentukan populasi dasar sintetik pada ikan nilem.
11. Tahun 2017 - 2020 ini saya mendapat tugas dalam hal pendampingan kegiatan bioflok di beberapa daerah. Kegiatan perekayasaan pada tahun ini adalah tentang bioflok pada lele dan nila, dan seleksi berbasis marka pada ikan mas Cangkringan.
12. Tahun 2013/2014, 2020 -Kaji terap proses enzimatik pada larva ikan lele, yang kemudian diuji pada skala massal tahun 2022 – sekarang dan dituangkan hasilnya melalui buku Pembenihan Ikan Lele Berbasis Bioflok Tanpa Cacing yang terbit tahun 2024.
Saya memiliki hobby berdagang, sehingga aktivitas ini juga telah menjadi bagian dari hidupnya. Meski belum tergolong sangat besar, namun harapannya semoga barokah untuk dapat menjalani kehidupan bersama keluarga. Hobby ini dijalani bersama keluarga sejak 2013 lalu. Harapannya, bahwa melalui hobby ini saya dan keleluarga dapat meningkatkan kemanfaatan hidup di dunia ini untuk sesama. Semoga.
Di saat-saat tidak sedang sibuk, saya biasanya menulis untuk blog. Kebiasaan ini memang sempat diisirahatkan mengingat kesibukan di dunia nyata yang sangat menyita banyak waktu. Ada beberpa buku yang telah terbit. Buku pertamanya adalah Pembesaran Nila Merah Bangkok yang diterbitkan oleh Penebar Swadaya tahun 2005. Buku kedua ditulis bersama Prof. Dr. Odang Carman tentang Pembesaran nila 2,5 bulan dan diterbitkan juga oleh Penebar Swadaya.
Sebagai orang yang tengah belajar, saya tetap merasa bahwa mungkin saja sajiannya belum sempurna. Namun harapannya, dapat bermanfaat dan dicatat sebagai amal sholeh. Karena bagaimanapun, Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah sebaik-baik pemberi balasan.
Buku ketiga dan keempat ditulis dalam bentuk eBook dan aplikasi android yang diterbitkan di Google. Buku tersebut adalah Bioflok Nila yang dapat diakses melalui https://bit.ly/eGoNila dan https://bit.ly/GoNila (berbentuk aplikasi android) serta Biofloc Tilapia berbentuk aplikasi android yang dapat diakses melalui https://bit.ly/eGoTilapia.
Buku kelima membahas tentang Produksi Benih Ikan Lele berbasis bioflok tanpa cacing. Buku ini merupakan kolaborasi dengan putera Beliau yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Universitas Brawijaya, Malang.
In sya Allah dan sampai jumpa di karya selanjutnya.
*****